Latest topics
Most Viewed Topics
Top posters
Anaknemo (771) | ||||
Batavia_Aquatic (706) | ||||
Admin (641) | ||||
Adminjava (404) | ||||
indra nyimak (364) | ||||
erms (302) | ||||
rheinhard (295) | ||||
syedjilani (276) | ||||
Giest (273) | ||||
rully chank (183) |
Bintang laut ternyata buta warna
Page 1 of 1
Bintang laut ternyata buta warna
Peneliti di University of Copenhagen di Denmark menemukan bahwa bintang laut buta warna dan penglihatannya relatif tidak baik.
Mereka meneliti mata Linckia laevigata, spesies bintang laut yang umumnya ditemukan di perairan tropis Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
"Kami mempelajari sensivitas spektral mereka, cahaya berwarna apa yang mereka lihat dan rupanya mereka tidak punya penglihatan warna," kata Anders Garm, penulis utama penelitian tersebut, seperti yang dikutip dari laman Live Science.
"Mereka tidak bisa membedakan cahaya. Secara umum mereka melihat semua berwarna abu-abu."
Bintang laut pun tidak melihat benda secara jelas dan tajam. Resolusi mata mereka hanya sekitar 200 pixel.
Sebagai perbandingan, kebanyakan kamera digital beresolusi jutaan pixel, atau yang disebut juga mega-pixel.
Manusia, memiliki sekitar 1 juta syaraf dan bila digabungkan totalnya 120 juta sel.
Bintang laut memproses gambar jauh lebih lambat bila dibandingkan dengan manusia.
Artinya, mereka tidak bisa melihat objek yang bergerak cepat. Sistm visual diukur dengan satuan hertz, frekuensi yang menandakan jumlah siklus per detik.
"Dalam hal kecepatan penglihatan, manusia biasanya melihat obej bergerak 30-40 hertz. Bintang laut, hanya 2 hertz," kata Garm.
Meski penglihatannya buruk, mata bintang laut sesuai dengan kebutuhan dasar mereka di lingkungan laut.
Penglihatan mereka cukup untuk melakukan hal-hal yang mereka perlukan.
Bintang laut pun tidak memiliki otak sentral, sistem syaraf mereka tersebar dan kelima tangan diperkirakan memiliki otaknya masing-masing.
Sistem syaraf desentralis ini juga yang menjelaskan mengapa penglihatan mereka pendek.
"Itulah mengapa bintang laut tidak melihat gambar secara detail karna itu membutuhkan kekuatan otak melebihi dari yang mereka punya," jelasnya.
Peneliti juga menemukan bahwa bintang laut menggunakan penglihatan mereka untuk mengenali dan menuju habitat mereka.
"Mata mereka optimal mengenali kontras antara batu karang tempat mereka hidup dan laut terbuka. Artinya, bila mereka merangkak di sekitar karang dan tiba-tiba berada di tempat yang salah, mereka bisa melihat karang dan kembali lagi sehingga mereka tidak kelaparan."
Saat ini, peneliti mengembangkan penelitian mereka ke-20 spesies berbeda dan menduga bintang laut spesies manapun memeliki sistem penglihatan yang sama.
Mereka meneliti mata Linckia laevigata, spesies bintang laut yang umumnya ditemukan di perairan tropis Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
"Kami mempelajari sensivitas spektral mereka, cahaya berwarna apa yang mereka lihat dan rupanya mereka tidak punya penglihatan warna," kata Anders Garm, penulis utama penelitian tersebut, seperti yang dikutip dari laman Live Science.
"Mereka tidak bisa membedakan cahaya. Secara umum mereka melihat semua berwarna abu-abu."
Bintang laut pun tidak melihat benda secara jelas dan tajam. Resolusi mata mereka hanya sekitar 200 pixel.
Sebagai perbandingan, kebanyakan kamera digital beresolusi jutaan pixel, atau yang disebut juga mega-pixel.
Manusia, memiliki sekitar 1 juta syaraf dan bila digabungkan totalnya 120 juta sel.
Bintang laut memproses gambar jauh lebih lambat bila dibandingkan dengan manusia.
Artinya, mereka tidak bisa melihat objek yang bergerak cepat. Sistm visual diukur dengan satuan hertz, frekuensi yang menandakan jumlah siklus per detik.
"Dalam hal kecepatan penglihatan, manusia biasanya melihat obej bergerak 30-40 hertz. Bintang laut, hanya 2 hertz," kata Garm.
Meski penglihatannya buruk, mata bintang laut sesuai dengan kebutuhan dasar mereka di lingkungan laut.
Penglihatan mereka cukup untuk melakukan hal-hal yang mereka perlukan.
Bintang laut pun tidak memiliki otak sentral, sistem syaraf mereka tersebar dan kelima tangan diperkirakan memiliki otaknya masing-masing.
Sistem syaraf desentralis ini juga yang menjelaskan mengapa penglihatan mereka pendek.
"Itulah mengapa bintang laut tidak melihat gambar secara detail karna itu membutuhkan kekuatan otak melebihi dari yang mereka punya," jelasnya.
Peneliti juga menemukan bahwa bintang laut menggunakan penglihatan mereka untuk mengenali dan menuju habitat mereka.
"Mata mereka optimal mengenali kontras antara batu karang tempat mereka hidup dan laut terbuka. Artinya, bila mereka merangkak di sekitar karang dan tiba-tiba berada di tempat yang salah, mereka bisa melihat karang dan kembali lagi sehingga mereka tidak kelaparan."
Saat ini, peneliti mengembangkan penelitian mereka ke-20 spesies berbeda dan menduga bintang laut spesies manapun memeliki sistem penglihatan yang sama.
Similar topics
» Sekilas tentang bintang laut
» Video penemuan bintang laut langka
» jual led cree hybrid 2 warna 50w (Available)
» TIPS PENGENALAN PERKEMBANGAN WARNA AROWANA SUPER RED
» Cara Tepat Mencerahkan Warna Sisik Ikan Koi
» Video penemuan bintang laut langka
» jual led cree hybrid 2 warna 50w (Available)
» TIPS PENGENALAN PERKEMBANGAN WARNA AROWANA SUPER RED
» Cara Tepat Mencerahkan Warna Sisik Ikan Koi
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
Sun 26 May 2024, 07:08 by alwansyakir
» 3 Cara memasukan foto
Sun 26 May 2024, 07:01 by alwansyakir
» Terbaru! Update Stock April 2024
Wed 24 Apr 2024, 17:15 by Coral Action
» UPDATE STOCK CORAL Maret 2024- Coralactions - Jakarta Barat
Mon 25 Mar 2024, 14:01 by Coral Action
» Jual Coral Premium - Jakarta Barat
Mon 04 Mar 2024, 18:21 by reefer reefer
» Jual Coral Premium - Jakarta Barat
Thu 29 Feb 2024, 11:02 by Coral Action
» XIV Nano Reef Tank
Wed 24 Jan 2024, 10:03 by XIV
» Advanced topic : Pentingnya Keseimbangan kalsium dan Carbonate dalam reef aquarium
Tue 03 Oct 2023, 05:07 by Dilly ardianwiguna
» Manfish Black Angel
Wed 23 Aug 2023, 12:22 by indra nyimak
» Chemiclean Boyds
Sun 06 Aug 2023, 13:24 by Bali Reef Box
» Our store
Sat 22 Oct 2022, 14:19 by Reef House Banten
» Palmas Senegalus terlihat sakit
Sat 17 Sep 2022, 01:13 by jo
» Tes Kit CA dan KH
Thu 01 Sep 2022, 10:03 by awink76
» Tank belum jadi (Tank belajar..) :D _TOTY IFC-2018
Wed 19 Jan 2022, 22:29 by pitoyop
» We are organising a online live event this Sunday with RedSea chief scientist
Thu 09 Dec 2021, 12:16 by Admin
» Tanya jawab seputar Additives dan Chemistry
Mon 25 Oct 2021, 01:09 by Widi
» Aulonocara di Kolam Tanpa Powerhead
Sat 03 Jul 2021, 18:27 by Mrxlazuardin
» 3 Hasil Tangkapan Ikan Terbesar di Dunia
Fri 11 Jun 2021, 06:32 by sarilegen
» Donut terlepas dari Cangkang
Thu 10 Jun 2021, 10:12 by hermasyah.1972
» Atlas of Fishes - Gobies
Fri 04 Jun 2021, 17:47 by xenkzz
» WTS Coral peliharaan
Sun 23 May 2021, 20:13 by bowo04
» Mencari n.Multifasciatus
Sat 22 May 2021, 11:30 by coktsa
» Dihibahkan akuarium uk 120cm
Sun 18 Apr 2021, 04:54 by landax
» Hibah Lion Fish Cepetan
Sun 18 Apr 2021, 04:53 by landax
» Air Hujan
Wed 10 Mar 2021, 08:30 by Hendra Halim
» XIV's Aquascape Tanks
Thu 04 Feb 2021, 09:46 by Asfur
» TEMPAT BERTANYA NAMA KORAL YANG TIDAK DIKETAHUI
Thu 28 Jan 2021, 18:32 by Dan
» Yuk diskusi tentang air payau dan lingkungan sekitarnya kawan-kawan
Wed 13 Jan 2021, 08:49 by Asfur
» WTS Aquarium cube 30cm, Red Sea AB+ ecer, Auto top off, Skimmer peralatan Reef Aquascape
Thu 07 Jan 2021, 03:06 by sasugadesu
» How to Start Marine Tank - Part 1 : What You Need Before Starting
Mon 28 Dec 2020, 07:33 by Edy siswanto