Fact about Angel Napoleon a.k.a Blue Face Angelfish a.k.a Pomacanthus Xanthometopon, Indonesia's "Star" Angelfishes

Blue Face Angelfish atau lebih dikenal populer dengan sebutan Angel Napoleon/Napo adalah jenis angelfish yang sangat populer di pasar lokal kita. Banyak hobbiest terutama pemelihara Fish Only Tank pasti selalu mengincar ikan ini di LFS untuk koleksi mereka.




Ikan yang memiliki nama latin Pomacanthus Xanthometopon ini sempat memiliki masa emas pada tahun 90an dan berlangsung cukup lama. Saat ini meski tetap favorit di lokal, pamor ikan ini mulai menurun di kancah ekspor. Hal ini disebabkan banyaknya kompetitor jenis angel dr luar yang lebih menang pamor dan jenis angel di dalam negri yang lebih tinggi pamornya.



Secara origin, mereka banyak terdapat di perairan Indo Pacific.
Salah satunya dari Indonesia sangat banyak terdapat ikan ini. Angel Napoleon di Indonesia ada 2 versi, dari Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua versi tsb, hanya di warna saja untuk Indonesia Barat lebih cerah.



Diet mereka di alam pada umumnya adalah tunicates, sponges dan algae. Mereka biasanya hidup berpasangan atau sendiri saat ditemui. Mereka bertelur dengan cara melepas telur mereka di dasar laut sekitar habitat mereka. Angel Napoleon juga termasuk ikan teritorial, mereka benar - benar menjaga daerah mereka.



Mereka lebih memilih tinggal di perairan lagoons, tebing karang dan berkesinambungan dengan kedalaman 25 meter dr permukaan. Sering ditemukan di dekat-dekat batu karang atau goa. Mereka memiliki 2 fase pertumbuhan yaitu Juveniles dan Adult. Saat juvenile di lokal mereka sering disebut Bluestone, perlahan dari corak dasar akan mulai berubah bentuk dan warna hingga menjadi adult. Dapat tumbuh hingga 38cm up, rekor terbesar dari pengalaman saya pernah temukan seukuran 50cm dari mulut hingga ujung ekor.




Banyak mitos dan pertanyaan yang berkembang. Salah satunya apakah Angel Napoleon dapat dipelihara bersama terumbu karang terutama LPS Corals di Aquarium? Jawabannya bisa, namun butuh waktu dan ketelatenan untuk melatihnya, anda perlu memisahkannya dari coral dengan waktu yang lama sekitar 6 bulanan, memastikan tidak ada sponge/tunicate/algae yang tumbuh di skeletal coral anda. Jika ada, maka kemungkinan menyerang LPS coral anda besar karena sebenarnya dia mengincar makanan alami yang tumbuh tersebut. Namun jika anda pemelihara SPS & Soft Corals maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Sekian chapter terbaru dari IFC Channel
Nantikan chapter selanjutnya dalam waktu yang akan datang!

Best Regards,

IFC IndoFishClub

Thx postnya yg cukup menarik. Tapi mohon info lagi, tadi disebutkan kalah pamor, apakah yg menyebakan ikan ini me jadi kalah pamor?

Sent from Topic'it App

Kurniawantd wrote:Thx postnya yg cukup menarik. Tapi mohon info lagi, tadi disebutkan kalah pamor, apakah yg menyebakan ikan ini me jadi kalah pamor?

Sent from Topic'it App

Di pasar ekspor Napo sempat merasakan masa emasnya.
Dulu tahun 1980an hingga 2007-2008 permintaan ekspornya sangat tinggi. Hampir semua pasar ikan hias di luar selalu minta Napo setiap pengiriman, distributor pun menerima dalam jumlah seadanya. Lambat laun pamornya menurun kalah setelah mulai banyak varian dari luar Indonesia yang lebih colorfull dan dr dalam Indonesia sendiri yg memiliki varian lain yang lebih menarik di mata pasar ekspor.

Hal utama yang membuat kalah pamor adalah permintaan pasar diluar itu sendiri yang mana disini adalah si hobbiest. Hal yg paling masuk akal adalah kejenuhan melihat stok yang selalu itu saja. Perlu diingat, pertumbuhan hobbiest belum tentu mengimbangi jumlah ketersediaan biota. Klo hobbiestnya katakan cuma 1jt sedangkan jumlah biota Naponya 10jt maka lama kelamaan hobbiest akan bosan melihat itu2 saja. Bahkan mungkin 1jt orang punya Napo juga masa iya dia akan beli lagi kecuali ikannya mati. 

Kira2 seperti itulah analoginya. Bagi eksportir jika suatu biota yang permintaannya tinggi maka disebut naik daun/menang pamor/naik pamor. Begitupun sebaliknya.

Ooo makasih om penjelasanya

Sent from Topic'it App